Kamis, 21 Januari 2010

Menghargai Setiap Orang dan Mensyukuri apa yang kita dapat.

Mudah2an kisah nyata ini bisa menjadi renungan & motivasi bagi kita semua untuk mendapatkan inspirasi seperti pramugari ini. Semoga Bermanfaat..


Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayanipenumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.


Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.

Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking ,penumpang sangat penuh pada hari ini.

Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saatitu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesanpertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah majuseorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.


Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, diaduduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karungtua bagaikan patung.

Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatasbagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.


Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.

Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang di sebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah,kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa hausdan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidakdiladeni malah diusir.


Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.


Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.

Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik,putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking .Anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orangtua tersebut tidak biasa tinggal di kota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking , tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.


Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan di bandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur,akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.

Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.


Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa di mata seorang desa menjadi begitu berharga.

Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.


Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik,saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian.Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seseorang anggota yang bekerja di lapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.


Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain,tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.

Bukti Bahwa Kita Pernah Ada

Sekalipun tidak pernah melihat dinosaurus secara langsung, Anda perncaya bahwa makhluk itu memang pernah menghuni bumi kita. Apakah Anda juga percaya bahwa makhluk-makhluk dalam film fiksi ilmiah seperti naga penyembur api dan kuda unicorn benar-benar ada dibumi ini? Saya yakin Anda sependapat bahwa itu hanyalah makhluk khayalan belaka. Anda tidak pernah melihat langsung dinosaurus. Tidak juga unicorn atau naga. Tetapi, mengapa Anda yakin bahwa dinosaurus pernah ada sedangkan yang lainnya sekedar dongeng saja? Itu karena kita semua dapat menemukan jejak dinosaurus berupa fosil-fosil yang ditinggalkannya. Sedangkan Naga dan Unicorn? Tidak. Kesimpulannya,tentu saja, ada bukti bahwa dinosaurus pernah ada. Lantas,bagaimana dengan kita?

Alkisah, Tuhan mengijinkan setiap orang beriman yang sudah meninggal untuk berkunjung ke dunia. Hanya satu kali. Hanya satu hari. Mereka boleh menggunakan kesempatan itu untuk melakukan apa saja di dunia ini. BIasanya mereka berkunjung menemui sanak family dan orang-orang terkasihnya, untuk sekedar melakukan satu hal yang ingin dilakukan terakhir kali. Namun, mereka tidak bisa berkomunikasi kecuali dengan anak-anak kecil, karena kebanyakan orang dewasa tidak bisa merasakan kehadirannya. Salah satu dari orang beriman itu keluar dari pintu surga, lalu terbang menuju rumah dimana orang-orang yang dikasihinya tinggal. Sesampai di depan rumah, dan mengetuk pintu sambil berucap salam.

“Bunda, ada tamu.” Kata Cucunya yang lucu. Bundanya bilang “Mana?” lalu dia kembali ke dapur. Sekali lagi orang beriman itu mengucap salam. “Ayah, ada tamu.” Kata sang Cucu lagi. Ayahnya tersenyum, lalu melanjutkan membaca kora. Orang itu sekali lagi mengucap salam dan kali ini sang Cucu membalas salamnya sambil berlari kearah pintu. “Kakek!?” katanya berseru seraya memeluk Kakeknya yang sudah sangat lamaaaaaa sekali tidak bertemu. Mereka berpelukan. “Aku kangen sama Kakek….” Kata anak itu. Tiba-tiba saja dari sudut mata sang Kakek mengalir air mata sebening kaca. Kembali terbayang saat-saat dimana dia menggendong Cucunya ketika masih bayi. Membimbingnya untuk belajar berjalan. Mengajarinya naik sepeda. Menemaninya bermain di taman. Rasanya, dia masih ingin menjalani semuanya itu.

Tetapi kali ini, waktunya hanya satu hari saja. Sejenak, dia berpikir tentang apa yang akan dilakukannya bersama sang Cucu tercinta. Dia ingin itu menjadi saat paling istimewa bagi Cucunya. Dia ingin itu menjadi bekal paling berarti bagi kehidupannya kelak. Dan dia ingin, kesempatan terakhir yang dimilikinya menjadi warisan paling bermakna darinya. “Cucuku”, katanya dengan penuh kasih. “ Kakek ingin mengajakmu berjalan-jalan.” “Naik sepeda seperti dulu, Kek?” Mata Cucunya berbinar-binar. “Tidak”, kata sang Kakek. “Kita akan terbang……” lanjutnya kemudian. Sang Cucu berteriak kegirangan. “Horeeeee aku akan terbang. Aku akan terbang…. !! “, serunya sambil berlari-lari dari ruang tamu. Lalu ke dapur. Ke halaman belakang. Kemana-mana. “Aku akan terbang bersama Kakek,” katanya lagi. Bunda dan Ayahnya geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Sakli lagi Ayah dan Bunda saling berpandangan, lalu mereka tersenyum. “Iya, saying. Titip salam sama Kakek ya….” Kata Bunda sambil mencubit pipinya yang tembem.

Anak itu lari ke halaman depan. Memeluk Kakeknya. Lalu mereka terbang. Dari ketinggian, mereka melihat gedung menjulang. Gedung yang indah. Langit megah. “Lihatlah gedung itu, Cucuku”, katanya. Sang Cucu melihatnya dengan kagum. Ribuan orang keluar masuk gedung itu, sambil sesekali mereka berdecak kagum atas keindahannya. “Dulu, Kakek ikut membangun gedung itu”, katanya. Dan benar, diantara dinding yang kokoh anak itu melihat sidik jari Kakeknya. Llau mereka kembali terbang. Tiba-tiba , mereka melihat sebuah taman yang indah. “Lihatlah taman itu, Cucuku”, kata sang Kakek. Sang Cucu melihatnya dengan takjub. Ribuan orang asyik bermain di taman itu. “Dulu, Kakek ikut menanam pepohonan disana”, katanya. Dan benar, ketika mereka melintas diatas taman itu, semua pohon yang dulu ditanam sang Kakek merunduk penuh hormat. Lalu, mereka kembali terbang. Dari atas sana, mereka melihat jembatan panjang. Melintang diatas sungai yang lebar lagi dalam.

“Lihatlah jembatan itu, Cucuku”, kata sang Kake. Ribuan kendaraan berlalu lalang di atasnya. “Dulu Kakek ikut menancapkan tiangnya”, Dan benar, ketika mereka terbang di atasnya, tiang-tiang jembatan itu membungkuk khidmat. Lalu, mereka terbang kembali. Sepanjang hari itu, sang Kakek menunjukkan kepada Cucunya semua hal yang sudah dibangunnya ketika dia masih hidup. Dan sang Cucu begitu terkagum-kagum atas semua pencapaian yang sudah dibuat oleh Kakeknya.

Lalu dia berkata, “Aku ingin seperti Kakek”, katanya. “Oh ya?” jawab sang Kakek. Kalau aku sudah menjadi kakek-kakek nanti”, kata anak itu. “Aku mau membawa Cucuku terbang”. “Oh ya?” kata sang Kakek. “Aku mau tunjukkan kepadanya semua yang pernah kebuat semasa hidupku.” “Kamu akan membangun gedung-gedung seperti Kakek?”, katanya. “Tidak” jawab sang Cucu. “Taman?” “Tidak.” “Jembatan?” “Tidak” “Lantas,apa?”

“Aku mau membangun apa saja yang bisa membuktikan bahwa aku pernah ada”, kata Cucuny dengan mantap. “Kakek belum mengerti apa yang kamu katakan, Cucuku.” kata sang Kakek dengan penuh kebanggaan. “Aku ingin agar semua orang bisa mengenang aku meskipun aku sudah meninggal kelak, Kek.” “Oh,ya?” “Iya”, katanya. “Seperti orang-orang yang saat ini mengagumi semua yang pernah Kakek buat dimasa Kakek hidup dulu.” Kakeknya tersenyum bahagia.

Bermanfaat sudah waktu satu hari yang Tuhan berikan kepadanya. Dihadapannya kini berdiri seroarang anak kecil yang siap melakukan sesuatu dalam hidupnya. Sesuatu yang layak dikenang. Sesuatu yang patut dikagumi. Sesuatu yang pantas diingat. Sesuatu yang membuktikan bahwa dia pernah ada.

“Mari kita pulang Cucuku”, kata sang Kakek. Lalu mereka kembali terbang. Hari sudah malam ketika mereka tiba dirumah. Dan saat anak itu berada dihadapan Ayah dan Bunda, mereka seolah-olah terkejut karenanya. “Darimana saja kamu, Nak?” kata mereka dengan cemas. “Aku habis terbang bersama,Kakek”, kata anak itu. “Jangan main-main, Nak?” kata mereka. “Kamu tidak boleh lagi pergi seperti itu.” Anak itu tersenyum. “Baiklah, Bunda.” katanya. “Tapi kalau aku sudah besar nanti”, lanjutnya. “Aku akan membuat sesuatu yang menjadi bukti bahwa aku pernah ada.” Ketika anak kecil itu tertidur pulas, Ayah dan Bunda memandang wajahnya yang bening dalam tidur penuh senyum. Ayah Bunda saling pandang, lalu mereka berkata : “Bukti bahwa kita pernah ada?” Ya, Bukti bahwa kita pernah ada.

IT'S A TOUCHING STORY

Kisah berikut ini dikutip dari buku "Gifts From The Heart for Women"
karangan Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di toko buku
Gramedia,maupun toko buku lainnya.

Inti ceritanya kira-kira sbb :

Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum
mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif
dalam kegiatan untuk menentang ABORSI,karena menurut pandangannya, aborsi
berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga
pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada
famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya.
Semua orang ikut bersukacita dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar
dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan.Tetapi setelah beberapa
bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Tetapi bayi perempuan mengalami
kelainan,
dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya
juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2. Jadi dokter menyarankan untuk
dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.

Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang
istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan
bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap
kesehatan
bayi laki2nya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur
nyenyak", kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya
memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa
ini adalah kehendak Tuhan.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia
tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini
membuatnya lebih tabah.Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta
ini.
Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan

banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka.
Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian.
Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi
mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi
akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari
bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka.

Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ?
Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya,
Jeffrey dan Anne.
Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya,mereka memohon keajaiban
supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya
memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi,
karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk
dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam.
Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang
buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya.
Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang
menunggu donor organ bayi.
Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam
posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan
Anne.Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan
terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan
selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong
Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan
manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya.
Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan
tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan
pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne),mereka sangat bahagia
melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih
karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja.

Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut.
Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang
berasal dari jiwa mereka yang terluka..

Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk
melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah
lewat 2 jam.
Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling
berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.....

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ.
Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb
berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut
sekarang sadar akan kehendak Tuhan.

Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam,tetapi dia berhasil menyelamatkan
dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan
sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...

============ =
Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :

1. SESUNGGUHYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun
bahkan seratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang kita telah
kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.

2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah
berdiri,
satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah
apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang
lain.

3. Ibu Anne mengatakan "Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai
bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun
berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi
kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa
anak2 kita melakukan hal2 terpuji selama hidupnya, sehingga ketika
kematian
menjemput mereka, mereka akan menuju surga".

Mohon KEMURAHAN HATI Anda untuk menyebarkan kisah ini kepada sanak keluarga

Anda, famili, teman2, rekan2 kerja, rekan2 bisnis, atasan, bawahan, sebuah
kelompok organisasi ataupun perusahaan,PELANGGA N,serta siapa saja yang Anda

temui.

Ada 4 kemungkinan respon dari pihak2 yang telah membaca kisah ini.
PERTAMA, cuek / tidak peduli / tidak mengerti kisah ini.
KEDUA, tersentuh dengan kisah ini, tetapi tidak melakukan apapun.
KETIGA,tersentuh dengan kisah ini, intropeksi diri, lalu mengubah cara
pandang tentang hidupnya.
KEEMPAT, tersentuh, intropeksi diri, mengubah cara pandang tentang
hidupnya,
lalu bergerak aktif untuk memaknai hidupnya sendiri dengan cara memberikan
makna bagi kehidupan orang lain.

Bila di antara sekian banyak orang yang memperoleh kisah ini dari Anda, ada

satu saja yang termasuk kategori nomor EMPAT, ini berarti Anda telah
berhasil mengubah hidup seseorang, dari sekedar "Hidup" menjadi "Hidup

Yang Lebih Bermakna". Mereka sungguh beruntung dengan kehadiran Anda di
dunia ini.

Berhentilah Untuk Selalu Memikirkan Kepentingan Diri Sendiri, Jadikanlah
Kehadiran Anda Di Dunia Ini Sebagai RAHMAT Bagi Orang Banyak dan Bagi
Orang2 Yang Anda Cintai (Ayah, Ibu, Saudara/i,Suami/ Istri, Anak2 Anda,
dst)

Berawal dari Persahabatan

Peter dan Tina sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun,
hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik
bercanda ria dengan kekasih mer eka masing-masing.


Tina: "Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi
waktu denganku."


Peter: "Kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua
saja yang tidak punya pasangan sekarang."
(keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)


Tina: "Kayaknya aku ada ide bagus deh. kita adakan permainan yuk?"


Peter: "Eh? permainan apaan?"


Tina: "Eng... gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi
pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?"


Peter: "Baiklah... lagian aku juga ga da rencana apa-apa untuk beberapa bulan
ke depan."


Tina: "Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya... semangat dong! hari ini akan
jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?"


Peter: "Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi maen
deh. katanya film itu bagus"


Tina: "OK dech.... Yuk kita pergi sekarang. tar pulang nonton kita ke
karaoke ya...
ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru."


Peter : "Boleh juga..."
(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Peter mengantarkan Tina pulang
malam harinya)

Hari ke 2:
Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe,
suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati
mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Peter membeli sebuah
kalung perak berliontin bintang untuk Tina.


Hari ke 3:
Mer eka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat
Peter.
Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli
sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di
foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai
berpegangan tangan untuk pertama kalinya.


Hari ke 7:
Bermain bowling dengan teman-teman Peter. Tangan tina terasa sakit karena
tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Peter memi jit-mijit tangan Tina
dengan lembut.


Hari ke 25:
Peter mengajak Tina makan malam di Ancol Bay . Bulan sudah menampakan diri,
langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya. Mer eka
duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan
suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Tina memandang langit, dan
melihat bintang jatuh. Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.


Hari ke 41:
Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang tahun untuk Peter. Bukan
kue buatannya yang pertama, tapi k asih sayang yang mulai timbul dalam
hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter terharu
menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang
tahunnya.


Hari ke 67:
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es krim bersama,dan
mengunjungi stand permainan. Peter menghadiahkan sebuah bon eka teddy bear
untuk Tina, dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk Peter.


Hari ke 72:
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China. Tina
penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal hanya
mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang", kemudian peramal itu
meneteskan air mata.


Hari ke 84:
Peter mengusulkan agar mer eka refreshing ke pantai. Pantai Anyer sangat sepi
karena bukan waktunya liburan bagi orang lain. Mereka melepaskan sandal dan
berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan, merasakan lembutnya
pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka . Matahari terbenam, dan
mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.


Hari ke 99:
Peter memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan sederhana.
Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota.


15:20 pm
Tina: "Aku haus.. Istirahat dulu yuk sebentar."
Peter: "Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu
mau minum apa?"
Tina: "Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari
ini. Sebentar ya"
Peter mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta
selalu macet.


15:30 pm
Peter sudah menunggu selama 10 menit and Tina belum kembali juga.
Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah
panik.
Peter : "Ada apa pak?"
Orang asing: "Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu
adalah temanmu"
Peter segera berlari bersama dengan orang asing itu.
Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang,tergeletak
tubuh Tina bersimbah darah, m asih memegang botol minumannya.
Peter segera melarikan mobilnya membawa Tina ke rumah sakit terd eka t.
Peter duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit.
Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.


23:53 pm
Dokter: "Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih
bernafas s eka rang tapi Yang kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan
surat ini dalam kantung bajunya."
Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Peter dan dia
segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina. Wajahnya pucat tetapi
terlihat damai.
Peter duduk disamping pembaringan tina dan menggenggam tangan Tina dengan
erat.
Untuk pertama kali dalam hidupnya Peter merasakan torehan luka yang sangat
dalam di hatinya.
Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya.
Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Tina untuknya.


Dear Peter...
ke 100 hari kita sudah hampir berakhir.
Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu.
Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak,
tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku.
Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku.
Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi
sebelumnya.
Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang
hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh
malam itu di pantai,
Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi
k eka sihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur
hidupku. Peter, aku sangat sayang padamu.



23:58
Peter: "Tina, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat
meniup lilin ulang tahunku?
Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya.
Tina, kau tidak bisa meninggalkanku! hari yang kita lalui baru berjumlah 99
hari!
Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama!
Aku juga sayang padamu, Tina. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku
kesepian!
Tina, Aku sayang kamu...!"



Jam dinding berdentang 12 kali.... jantung Tina berhenti berdetak.
Hari itu adalah hari ke 100...



Katakan perasaanmu pada orang yang kau sayangi sebelum terlambat.
Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.
Kau tidak akan pernah tahu siapa yang akan meninggalkanmu dan tidak akan
pernah kembali lagi.