Minggu, 02 September 2012

Lakukanlah dengan baik setiap pekerjaan yang ada

Seorang tukang bangunan yang sudah tua berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah ia tekuni selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut kepada mandornya.

Sang Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukang kayu terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya. Namun ia juga tidak bisa memaksa.

Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya.

Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka ia akan mengerjakannya tidak dengan segenap hati.

Sang mandor hanya tersenyum dan berkata, "Kerjakanlah dengan yang terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas membangun dengan semua bahan terbaik yang ada."

Tukang kayu lalu memulai pekerjaan terakhirnya. Ia begitu malas-malasan. Ia asal-asalan membuat rangka bangunan, ia malas mencari, maka ia gunakan bahan-bahan berkualitas rendah. Sayang sekali, ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya.

Saat rumah itu selesai. Sang mandor datang untuk memeriksa. Saat sang mandor memegang daun pintu depan, ia berbalik dan berkata, "Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu!"

Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya, ia harus tinggal di rumah yang ia bangun dengan asal-asalan.

Inilah refleksi hidup kita!

Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini. Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan Anda. Setiap kali Anda memalu paku, memasang rangka, memasang keramik, lakukanlah dengan kejujuran, segenap hati, dan bijaksana.

Sebab kehidupanmu saat ini adalah akibat dari pilihanmu di masa lalu dan masa depanmu adalah keputusan yang kita ambil saat ini.

Artikel ini kiriman Willy Liu 



Thanks regards,


Hartono

Jumat, 27 Juli 2012

PENGRAJIN EMAS & KUNINGAN

Di sebuah negeri hiduplah 2 orang pengrajin yang tinggal bersebelahan. Mereka adalah pengrajin emas & pengrajin kuningan. Keduanya telah lama menjalani pekerjaan itu. Mereka mendapatkan keahlian itu secara turun-temurun. Telah banyak pula barang yang dihasilkan: cincin, kalung, gelang dan untaian rantai penghias.

Setiap akhir bulan mereka membawa hasil kerja itu ke kota. Hari pasar, demikian mereka menyebut hari itu. Mereka akan menjual barang-barang logam itu dan membeli keperluan selama sebulan. Beruntunglah pekan depan akan ada tetamu agung datang mengunjungi kota dan bermaksud memborong barang-barang yang ada disana. Kabar ini membuat mereka senang. Para pedagang terdorong untuk membuat lebih banyak lagi hasil kerajinannya agar lebih banyak barang yang dijajakan. Tak terkecuali dua orang pengrajin yang menjadi tokoh kita ini.

Siang-malam terdengar logam ditempa. Tungku-tungku api seakan tak pernah padam. Kayu bakar yang tak pernah berhenti membara seperti gambaran semangat keduanya. Percik-percik api yang timbul tak pernah dihiraukan mereka. Keduanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sudah puluhan cincin, kalung, dan untaian rantai penghias yang dihasilkan. Hari pasar semakin dekat. Dan, lusa adalah waktu yang tepat untuk berangkat kekota.

Hari pasar telah tiba dan keduanyapun sampai dikota. Hamparan terpal telah digelar, tanda barang dagangan siap dijajakan. Keduanya pun berjejer berdampingan. Tampaklah barang-barang logam yang telah dihasilkan. Namun, ah saying, ada kontras diantara keduanya. Walaupun terbuat dari logam mulia, barang-barang yang dibuat oleh pengrajin emas tampak kusam. Warnanya tak berkilau. Ulir-ulirnya kasar. Pokok-pokok simpul rantai tak rapi. Seakan pembuatnya adalah seorang yang tergesa-gesa.

“Ah, biar saja,” demikian ucapan yang terlontar saat pengrajin kuningan menanyakan kenapa perhiasannya kawannya itu tampak kusam. ‘ Setiap orang akan memilih daganganku, sebab emas selalu lebih baik dari kuningan,” ujar pengrajin emas lagi. “Apalah artinya loyang buatanmu dibanding logam mulia buatanku. Aku akan membawa uang lebih banyak darimu.”

Pengrajin kuningan hanya tersenyum. Ketekunannya mengasah logam membuat semua hasil karyanya lebih bersinar. Ulir-ulirnya halus. Lekuk-lekuk cincin dan gelang buatannya terlihat seperti lingkaran yang tak putus. Liku-liku rantai penghiasnya pun lebih sedap dipandang mata.

Ketekunan memang mahal. Hampir semua orang yang lewat tak menaruh perhatian kepada pengrajin emas. Mereka lebih suka mendatangi kalung dan cincin kuningan. Begitupun tetamu agung yang berkenan datang. Merekapun lebih menyukai benda-benda kuningan itu dibandingkan dengan logam mulia. Sebab, emas itu tidaklah cukup membuat mereka tertarik dan mau membelinya. Sekali lagi terpampang kekontrasan di hari pasar itu. Pengrajin emas tertegun diam dan pengrajin kuningan yang tersenyum senang. Hari pasar usai. Para tetamu telah kembali pulang. Kedua pengrajin itupun telah selesai membereskan dagangan. Dan keduanya mendapatkan pelajaran dari apa yang telah mereka lakukan hari itu.

Dari cerita tersebut dapat disimpulkan bahwa ketekunan itu mahal. Tak banyak orang yang bisa menjalaninya. Ketekunan adalah titian panjang yang licin berliku. Seringkali jalan panjang itu membuat kita tergelincir dan jatuh. Sering pula titian itu menjadi saring penentu bagi setiap orang yang hendak menuju kebahagiaan diujung simpulnya.

Kita cenderung bekerja tergesa (baru melakukan apabila waktu telah hampir habis), kita juga cenderung melakukan sesuatu tidak sepenuh hati (asal jadi), hal-hal tersebut karena kita tidak memiliki perencanaan dan terlalu terbuai dengan jumlah hasil yang ingin dicapai. Oleh karena itu marilah kita mulai untuk melakukan sesuatu dengan teliti, tekun dan melakukan semuanya dengan sepenuh hati sehingga hasil pekerjaan kita memuaskan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Kisah Memilukan, Seorang Nenek 70 Tahun Pengantar Galon Air

Seorang wanita renta dengan berat badan hanya sekitar 37,5 Kg, usianya sudah 70 tahun yang tinggal di Distrik Shijingshan Beijing mungkin menjadi wanita tertua sebagai pengantar air di kota tersebut. Gao Meiyun sejak 2006 bekerja sepanjang hari mulai pukul 06.00 hingga jam 22.00. Setiap hari ia mengatar sekitar seratus galon air minum ukuran 20 kg ke berbagai apartemen dan banyak perkantoran di Beijing bagian Barat. Hal ini diberitakan oleh salah satu artikel di China Foto Press.


Gao Meiyun yang sudah hidup sebagai janda tinggal bersama dengan anaknya yang lumpuh dan cucu yang cacat mental. Cucunya mengalami kecelakaan lalu lintas pada tahun 2008. Kadua kakinya harus dioperasi. Gao harus berhutang kepada orang-orang di sekitarnya untuk membayar biaya pengobatan cucunya tersebut. Namun, hutang yang sudah sedemikian banyak masih kurang untuk menyelesaikan pembayaran pengobatan anaknya.













Mereka bertiga tinggal dalam kamar sempit ukuran 20 m2 tanpa pengatur udara namun justru dipenuhi dengan botol air mineral di setiap sudut ruangan. Uang yang ia peroleh sebagai pengantar air mineral dalam galon menjadi satu-satunya penghasilan untuk hidup sehari-hari sekaligus untuk membiayai pengobatan anaknya
















Gao Meiyun menjadi sangat terkenal di masyarakat karena hampir tidak ada orang seusianya yang bekerja berat serta membutuhkan ketahanan fisik seperti itu. Namun, sejauh para pelanggan memerlukannya, Gao setiap saat pasti siap mengantarkan pesanan air minum galon tanpa memperdulikan cuaca. Tertatih-tatih ia menaiki satu persatu anak tangga menuju ke tempat pemesannya. Ia juga mengatakan bahwa keluarganya adalah motivasi untuk melanjutkan pekerjaan beratnya.
 
 
 










Gao Meiyun yakin bahwa suatu ketika anaknya akan menggantikan usahanya. Namun, kenyataan, anaknya tidak mampu melakukan hal itu karena masalah kesehatan yang ia derita. Sayangnya, Gao Meiyun sendiri sekarang mengalami gangguan kesehatan. Ia menderita batuk yang cukup parah. Tubuhnya juga menjadi bongkok karena bertahun-tahun mengangkat ratusan botol air mineral yang sedemikian berat.













Akhir-akhir ini ada beberapa sukarelawan yang membantunya setiap hari Rabu. Ada para donatur yang membantu keuangannya pula. Disebutkan dalam salah satu sumber, sejak berita ini muncul di surat kabar dana yang telah diterima Gao Meiyun sebesar 100.000 yuan ($ 15,016,59). Setiap bulan pemerintah juga telah memberikan bantuan sebesar 3.000 yuan ($ 450,50) yang hanya cukup untuk biaya hidup namun bukan biaya pengobatan. Sekolah tempat cucunya belajar juga telah memberikan bea siswa secara penuh alias gratis.
 
 
 
Apakah hikmah yang dapat dipetik dari kisah nyata ini?
Pertama adalah rasa syukur dengan kondisi hidup kita saat ini, masih banyak orang diluar sana yang lebih susah hidupnya dari pada kita, yang kedua adalah seseorang hendaknya memiliki kemampuan menerima kenyataan sebagaimana adanya. Jangan mengeluh pada segala kesulitan yang dihadapi. Segala cara harus diupayakan agar semangat hidup selalu berkobar. Ubah pola pikir agar menjadi lebih positif. Jalani kehidupan dengan kesadaran setiap saat. Kebahagiaan dalam batin akan dapat dirasakan

Rabu, 21 Maret 2012

Terima Kasih Untuk Waktumu

Alkisah, Putera yang telah yatim sedari kecil, tinggal bersama sang bunda di sebuah rumah yang sederhana. Mereka bertetangga akrab dengan Pak Mansur yang tinggal sendiri di rumahnya yang luas. Dalam segala hal, masalah apa pun, Pak Mansur adalah konsultan terbaik bagi Putera.

Setelah lulus sekolah dan menikah, Putera dan keluarga kecilnya pindah ke kota. Dia begitu sibuk bekerja hingga tidak punya waktu untuk menemani istri dan anaknya, apalagi pulang kampung untuk bertandang ke tetangganya dulu.

Suatu hari, bunda mengabarkan berita duka bahwa Pak Mansur meninggal dunia dan akan dimakamkan 3 hari mendatang. Meski pekerjaan menumpuk, Putera memutuskan untuk pulang. Upacara pemakaman berlangsung sederhana dan sepi karena Pak Mansur tidak memiliki banyak kerabat.

Malam sebelum kembali ke kota, Putera bersama sang bunda berkunjung ke rumah tetangga lama. Pusaran waktu seakan membawanya ke masa lalu saat bersama penghuni rumah itu. Di sini, setiap lukisan, setiap sudut, dia hafal dan paling tahu...Tiba-tiba, Putera menghentikan langkahnya dan menatap meja di depannya.

"Ada apa?" tanya bunda.
"Kotak kecil itu hilang," jawab Putera.
"Kotak kecil apa?" tanya mamanya lagi.
"Pak Mansur punya sebuah kotak kecil berwarna emas dan terkunci. Di meja ini. Sering saya tanya, ‘Apa isi kotak kecil itu?'''' dan dia selalu menjawab, ‘Di dalam sini, tersimpan barang yang paling berharga''''," jelas Putera sambil menirukan suara Pak Mansur. "Dan saya bahkan tidak pernah tahu barang apa yang paling berharga itu," lanjut Putera, merasa bersalah.

Dua minggu berlalu, Putera mendapat kiriman sebuah paket. Tertulis nama pengirim: "Bapak Mansur". Dengan penasaran, buru-buru dibukanya kiriman itu. Putera terpana saat menemukan kotak kecil berwarna emas dan sebuah kunci, serta secarik kertas. Dengan tangan gemetar, Putera membaca surat itu: "Setelah saya meninggal, kotak ini tolong diberikan kepada Putera. Ini adalah barang yang paling berharga selama kehidupanku." Dengan debar jantung yang kuat, Putera menemukan sebuah jam saku yang sangat indah. Dengan rasa sayang, Putera menyentuh permukaan jam saku dan membuka penutupnya. Di dalamnya terukir kata-kata: "Putera, terima kasih atas waktumu-Mansur."



"Ya Tuhan, ternyata barang paling berharga bagi Pak Mansur adalah waktuku. Saat bersama dengannya!"

Putera terpaku sejenak dan seakan ‘tertampar'''' kesadarannya. Ia segera berpasan kepada asistennya untuk mengosongkan jadwal selama 3 hari. "Mengapa, Pak?" tanya asistennya kebingungan.

"Penting dan mendesak! Saya harus menemani keluarga saya," jawabnya.

Sahabat yang luar biasa,

Setiap saat kita sibuk bekerja keras dengan alasan ingin sukses dan kaya raya demi membahagiakan keluarga kita. Tetapi, pada akhirnya, justru waktu bersama keluargalah yang selalu dikorbankan untuk itu, sehingga banyaknya uang tidak berujung membahagiakan.

Mari ingatkan pada diri sendiri, untuk bijak membagi waktu agar kehidupan berjalan dengan seimbang dan bahagia menjadi milik bersama.

Salam sukses luar biasa!!!

"Kesetiaan Adalah Permata Yang Tak Ternilai Harganya"



Seorang Suami (S) dan Gadis penggoda (G) : mereka kenal di sebuah kantin komplex perkantoran, setelah tukar pin, esoknya si gadis mulai bbm

G: Mas hebat ya. Punya usaha sendiri, sukses pula (y)

S: Terima kasih ya.

Esoknya G menelpon S, sekedar "Say halo, kapan ya mas, kita makan bareng lagi???

S : oke kapan aja boleh

Setelah itu mrk masih sering berhubungan melalui BBM n telecom, sesekali juga janjian pergi makan siang bersama.
Hari-hari berlalu, tiada hari tanpa kontak antara mereka. Sampai suatu hari, si gadis BBM, isinya adalah : "Mas.. Sebenarnya aku mencintaimu?:*, aku tau kamu udah punya keluarga, tapi aku mau menerima kondisi sebagai isteri ke-2, aku siap mas.. dan maaf aku mengganggu perasaanmu..:*

Dengan berat hati S menjawab:
Dik, aku mengerti dan paham maksudmu..:( tapi dengan berat hati aku harus jawab
TIDAK! Aku tahu kamu memang cantik, dan aku yakin semua lelaki pasti mengatakan tubuh dan parasmu elok dan cantik. Tapi.. taukah kamu kenapa aku bisa tampil baik dan sukses usahaku…, itu semua karena dorongan dan semangat istriku.. sungguh sangat berdosa kalau aku harus berselingkuh dengan seseorang yang hanya mengagumiku, karena tau kalo aku sekarang udah sukses…kamu menyukai aku tidak ikhlas, kamu hanya melihat tampilanku semata… padahal ada orang – kesayangan di rumah yang telah bersusah payah mendorong aku agar selalu tampil sebaik mungkin, dia adalah isteriku tercinta, kalau kamu menyukai aku, artinya kamu tinggal memetik hasilnya, dan cara ini tidak pernah abadi.

Taukah kamu bahwa aku memulai ini dari nol dan isteriku yang selalu mendampingiku dikala susah, terpuruk dan sukses seperti ini. Taukah kamu bahwa isteriku yang selalu mendoakan kesuksesanku hingga aku bisa menjadi seperti ini.
Kamu memang cantik, tapi hati isteri ku lebih cantik…? ? Terima kasih, walau bagaimanapun kau telah mengagumiku

Sanggupkah ANDA BEGITU???
*Buat Pria+wanita wajib dibaca! *
Share ke yang lain yah
(Zaman sekarang SETIA itu mahal)

Di kutip dari website www.inspirasidaily.com

"Semangat Luar Biasa Dari Peng Shulin, Manusia Setengah Badan"



Pernahkah kita mengalami kehilangan semangat dalam menjalani kehidupan ini?
Entah itu berasal dari masalah Keluarga, Pekerjaan, Percintaan hingga masalah ekonomi. Mari kita simak bersama;
~Para pengusaha yang terlilit hutang
~Para pekerja yang mengalami tekanan dari pekerjaannya
~Para pecinta yang kehilangan kekasih pujaannya,

Ada sebuah kisah nyata dari negeri Tirai Bambu tentang seorang pria yang tetap semangat dalam menjalani hidup walaupun hanya memiliki setengah badan. Ketika di tahun 1995, Peng Shulin mengalami kecelakaan hebat. Kecelakaan ini menyebabkan tubuh Peng Shulin terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala hingga pinggang sepanjang 78 cm dan sisanya pinggang ke bawah.

Peng Shulin kemudian di rawat di sebuah RS di China. Selama 12 tahun, Peng Shulin berbaring tanpa bisa berjalan, karena tubuhnya yang hanya tinggal 78 cm itu sama sekali tidak memiliki paha. Lutut maupun kaki. Dokter yang menangani Peng Shulin berjumlah lebih dari 20 dokter, hanya berusaha agar bagaimana Peng Shulin tetap bertahan hidup. Suatu hari Peng Shulin berkeinginan untuk kembali berjalan lagi. Keinginan ini kemudian di respon oleh pemerintah china.

Pemerintah China mengadakan riset mengenai segala kemungkinannya.Hingga akhirnya hasil riset ini memberikan sebuah jawaban yang melegakan hati Peng Shulin. Pemerintah China membuatkan tubuh bagian bawahnya membentuk seperti telur. Bagian tubuh yang hilang Peng Shulin ditutup dengan menggunakan kulit dari kepalanya sendiri. Hingga akhirnya alat ini di cobakan kepada Peng Shulin.

Berkat semangat yang sangat tinggi, Peng Shulin dengan giat berlatih berjalan dengan menggunakan alat ini, hingga akhirnya Peng Shulin dapat berjalan kembali. Sungguh keadaan yang kontras,di satu sisi banyak orang yang ingin mengakhiri hidup sebelum waktu yang telah di tentukanNya,di sisi yang lain banyak pula orang yang berusaha tetap semangat untuk tetap Hidup walaupun kondisi nya sangat memprihatinkan.

Tinggal kembali lagi ke masing-masing individu,bagaimana cara mereka memandang hidup ini,jalan manakah yang akan di tempuh?

Hidup bukan untuk di ratapin, hidup itu untuk diperjuangkan.

Jalani Hidup dengan penuh semangat.

Komunikasi Hati



Pada suatu senja, Jack dan Jill, pasangan yang baru saja menikah, masuk ke sebuah restoran sederhana di kota mereka. Mereka memilih makanan dari menu yang di sajikan. Seperti biasa, seraya menunggu makanan mereka di hidangkan, mereka bercengkerama membicarakan hal-hal dalam kehidupan mereka.

Tatkala tengah berbincang, Jill yang kebetulan tempat duduknya mengarah ke arah pintu, melihat sepasan suami-istri yang sudah lanjut usia. Mereka masuk ke restoran itu, lalu duduk di meja, tanpa berkata sepatah kata pun. Mereka berdua duduk bersebelahan, persis menghadap ke arah tempat Jack dan Jill.

Di meja, hanya si suami yang memesan makanan dengan pelayan. Si istri hanya diam seribu bahasa. Setelah pelayan berlalu, suami-istri itu juga tampak tetap dia seribu bahasa. Tidak bicara satu sama lain, sepatah kata pun.

Dengan perasaan heran, jill terus mengikuti gerak-gerik pasangan tua ini. Biasanya makanan akan keluar dalam 30 menit setelah di pesan. Sepuluh menit telah berlalu sejak pasangan tua itu memesan makanan. Selama itu pulalah Jill memperhatikan bahwa mereka tetap tak bicara sepatah katapun. Akhirnya, Jill menoleh ke arah suaminya, Jack, dan berkata, "Jack, lihat pasangan itu! Dari tadi aku perhatikan, mereka berdua ini tidak bicara satu sama lain sama sekali. Tidak sepatah katapun! Alangkah membosankannya hidup mereka itu. Jangan sampai nanti kalau kita tua, kita menjadi seperti mereka itu."

Jack menoleh ke arah pasangan itu. Ia pun asyik mengamati pasangan tua itu. Sejurus kemudian, ia menoleh balik ke arah istrinya, Jill. Seraya tersenyum, Jack berkata, "Sepertinya kamu salah. Coba lihat di bawah meja mereka. Sekalipun mereka tidak berkata-kata, tetapi rasanya dari tadi tangan mereka saling berpegangan mesra di bawah meja itu! Mesra sekali! Coba kamu perhatikan! Kalau aku sih, kepinginnya kita menjadi seperti mereka itu!"

Memang demikianlah. Kita selalu beranggapan bahwa komunikasi suami istri harus selalu merupakan komunikasi verbal. Kalau suami dan istri kurang berkata dan berbincang serta bertukar pikiran, biasanya yang terjadi adalah akan mulai terjadi retak celah komunikasi. Kalau ini terus berlangsung, akan mulai terjadi retak celah cinta.