Rabu, 29 Juli 2009

Emas & Kekasih (good story)

Bacaan bagi yang, SEDANG MENCARI PASANGAN, TELAH MEMPEROLEH PASANGAN
dan TELAH MENIKAH.

Alkisah seorang raja yg kaya raya & sangat baik. Ia mempunyai banyak
sekali emas & kuningan. Karena terlalu banyak sehingga antara emas &
kuningan tercampur menjadi satu.

Suatu hari raja yg baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh
rakyatnya. Dia membuka gudang nya lalu mempersilahkan rakyatnya
mengambil kepingan emas terserah mereka . Karena antara emas & kuningan tercampur
menjadi satu sehingga sulit sekali dibedakan mana yg emas & mana yg
kuningan, lalu mana yg emasnya 24 karat & mana yg emasnya hanya 1 karat.

Namun karena ada peraturan dari Sang Raja, yaitu bila mereka sudah
MEMILIH & MENGAMBIL SATU dari emas itu, mereka tidak boleh
mengembalikannya lagi.

Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yg mendapat emas hanya 1 karat
atau mereka yg mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja di kebun
raja & merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja AKAN MENAMBAH &
MEMBERIKAN KADAR KARAT itu sedikit demi sedikit.

Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya.
Mereka datang dari penjuru tempat dan satu persatu dari mereka dengan
berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu. Waktu yg diberikan kepada
mereka semua ialah SATU SETENGAH HARI, dengan perhitungan SETENGAH
HARI UTK MEMILIH, SETENGAH HARI UTK MERENUNGKAN & SETENGAH HARI LAGI
UTK MEMUTUSKAN.

Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tsb.. Karena
tidak jarang terjadi perebutan emas yg sama diantara mereka . Selama
proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba bertanya kpd salah
seorang rakyatnya, 'Apa yg kau amat-amati, sehingga satu setengah hari
kau habiskan waktumu di sini?'

Jawab orang itu: 'Tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus
mendapatkan emas 24 karat itu.'

Lalu tanya prajurit itu lagi: 'Seandainya emas 24 karat itu tidak
pernah ada, atau hanya ada satu diantara setumpuk emas ini, apakah
engkau masih saja mencarinya? Sedangkan waktumu sangat terbatas?'

Jawab orang itu lagi: Tentu saja tidak, aku akan mengambil emas
terakhir yg ada ditanganku begitu waktuku habis.'

Lalu prajurit itu berkeliling & ia menjumpai seorang yg tampan,
melihat perangainya ia adalah seorang kaya. Bertanyalah prajurit itu
kepadanya,

'Hai orang kaya apa yg kau cari di sini.Bukankah engkau sudah lebih
dari cukup?'

Jawab orang kaya itu, 'Bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa
mengambil emas ini tentu saja itu berarti menambah keuntunganku. '

Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka , maka
tampak olehnya seseorang yg sejak satu hari ia selalu menggenggam
kepingan emasnya. Lalu dihampirinya orang itu, 'Mengapa engkau diam di sini?
Tidakkah engkau memilih emas-emas itu? Atau tekadmu sudah bulat untuk
mengambil emas itu?'

Mendengar perkataan prajurit itu,orang ini hanya diam saja. Maka
prajurit bertanya lagi,'Atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat,
sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yg lain?'

Orang itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran. Lalu ia lebih
mendekat lagi, 'Tidakkah engkau mendengar pertanyaanku? '

Sambil menatap prajurit, orang itu menjawab: 'Tuan,saya ini orang
miskin. Saya tidak pernah tahu mana yg emas & mana yg kuningan. Tetapi
HATI SAYA MEMILIH EMAS INI, saya pun tidak tahu berapa kadar emas ini.
Atau jika ternyata emas ini hanya kuningan pun saya juga tidak tahu.'

'Lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka atau
kepadaku kalau engkau tidak tahu.' Tanya prajurit itu lagi.

'Tuan, emas & kuningan ini milik raja. Jadi menurut saya hanya raja yg
tahu mana yg emas & mana yg kuningan, mana yg 1 karat & mana yg 24
karat. Tetapi satu hal yg saya percaya, janji raja untuk mengubah
kuningan menjadi emas, itu yg lebih penting.' Jawabnya lugu.

Prajurit ini semakin penasaran, 'Mengapa bisa begitu?'

'Bagi saya berapa pun kadar emas ini cukup buat saya. Karena kalau
saya bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
membeli emas Tuan.'

Prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia
melanjutkan perkataannya, 'Lagipula Tuan, peraturannya saya tidak
boleh menukar emas yg sudah saya ambil.'

'Tidakkah engkau mengambil emas-emas yg lain & menukarnya sekarang
selagi masih ada waktu?' Tanya prajurit lagi.

'Saya SUDAH MENGGUNAKAN WAKTU ITU, kini waktu setengah hari terakhir
saya, inilah saatnya saya mengambil keputusan. Jika saya GANTIKAN EMAS
INI DENGAN YANG LAIN, BELUM TENTU SAYA MENDAPAT YG LEBIH BAIK DARI
PUNYA SAYA INI.

Saya memutuskan untuk mengabdi pada raja & merawat milik saya ini,
untuk menjadikannya emas yg murni.'

Tak lama lagi lonceng istana berbunyi, tanda berakhir sudah kegiatan
mereka . Lalu raja keluar & berdiri ditempat yg tinggi sambil
berkata,'Wahai rakyatku yg kukasihi. Semua emas yg kau genggam itu
adalah hadiah yg telah kuberikan. Sesuai dengan perjanjian, tidak
seorang pun diperbolehkan menukar atau pun menyia-nyiakan hadiah itu.
Jika didapati hal di atas maka orang itu akan MENDAPAT HUKUMAN karena
ia tidak menghargai raja.'

Kata-kata raja itu disambut hangat oleh rakyatnya.. Lalu sekali lagi di
hadapan rakyatnya raja ingin memberitahu tentang satu hal, 'Dan
ketahuilah, bahwa sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu. Hal ini dimaksudkan
bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan.. Dan hanya akulah yg
dapat menambah jumlah karat itu, karena akulah yg memilikinya. Selama satu
setengah hari, setengah hari yg kedua yaitu saat kuberikan waktu
kepada kalian semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk
datang kepadaku menanyakan perihal emas itu.. Tetapi sayang sekali,
hanya 1 orang yg datang kepadaku untuk menanyakannya. '

Demikianlah raja yg baik hati & bijaksana itu mengajar rakyatnya. Dan
selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari
emas rakyatnya.

(Dikutip dari: 'When We Have to Choice' / Kumpulan Sharing & Cerpen)

Berharap melalui alkisah di atas kita dapat merefleksi diri dalam
mencari pasangan hidup:

BAGI YANG SEDANG MENCARI PASANGAN

(setengah hari untuk memilih)

MEMILIH memang boleh, tapi MANUSIA TIDAK ADA YG SEMPURNA, jangan lupa
emas-emas itu milik sang raja jadi hanya dia yang
tahu menahu masalah itu.
Artinya setiap manusia milik Tuhan, jadi berdoalah untuk berkomunikasi
denganNYA tentang pasangan anda.

BAGI YANG TELAH MEMPEROLEH PASANGAN

(setengah hari untuk merenungkan)

Mungkin pertama kali Anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat.
Ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat.
Diluar, memang KITA DIHADAPKAN DENGAN BANYAK PILIHAN, sama dengan rakyat yang
memilih emas tadi. Akan tetapi pada saat KITA SUDAH
MENDAPATKANNYA BELUM TENTU WAKTU KITA MELEPASKANNYA KITA MENDAPAT YG
LEBIH BAIK. Jadi jika dalam tahap ini Anda merasa telah mendapatkan
dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai secara objective siapa
dia (karena itu KETERBUKAAN & KOMUNIKASI sangat penting dalam menjalin
hubungan) dan MENYELARASKAN HATI.

Anda bersamanya.. Begitu Anda tahu tentang HAL TERJELEK dalam dirinya
sebelum Anda menikah itu lebih baik. Dengan demikian Anda tidak merasa
shock setelah menikah. Tinggal BAGAIMANA ANDA MENERIMANYA. Anda mampu
menerimanya atau tidak, Anda mengusahakan perubahannya atau tidak.
'CINTA SELALU BERJUANG' Jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam
jalan cinta Anda. Justru jika dalam tahap ini Anda tidak pernah
mengalami masalah dengan pasangan Anda (TIDAK PERNAH BERTENGKAR
MUNGKIN) Anda malah harus berhati-hati, karena ini adalah hubungan yg
tidak sehat, berarti banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam
hubungan Anda.

Yg terpenting adalah NIAT BAIK DIANTARA PASANGAN, sehingga dengan
KOMITMEN & CINTA, SEGALA SESUATU SELALU ADA JALAN KELUARNYA. Meskipun
dalam tahap ini Anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk
memutuskan, artinya Anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi
PERTIMBANGKAN DENGAN BAIK hal ini.

BAGI YANG TELAH MENIKAH

(setengah hari untuk memutuskan)

Dalam tahap ini, siapa pun dia berarti Anda telah mengambil keputusan
untuk memilihnya. Jangan berpikir untuk mengambil keuntungan dari
pasangan Anda. Jika ini terjadi berarti Anda EGOIS, sama halnya dengan
orang kaya di atas.

Dan dengan demikian Anda TIDAK PERNAH PUAS DENGAN DIRI PASANGAN ANDA,
maka tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda
tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan Anda sendiri. Jangan kuatir
raja selalu memperhatikan rakyatnya dan menambah kadar karat pada
emasnya. Jadi percayalah kalau Tuhan pasti akan memperhatikan Anda dan DIA YANG
PALING BERKUASA MENGUBAH SETIAP ORANG. Perceraian bukanlah solusi,
sampai kapan kita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi & bercerai
lagi?? Ingatlah si dia adalah HADIAH, siapa pun dia terimalah dia karena
sekali lagi itulah pilihan Anda.

Ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan,
setelah itu Anda tidak boleh menukar atau menyia-nyiakan emas Anda.
Jadi peliharalah pasangan Anda sebagaimana HADIAH TERINDAH YANG TELAH TUHAN
BERIKAN. Dan apa pun yang terjadi dengan pasangan
Anda komunikasikanlah dengan Tuhan, KARENA DIA YANG MEMILIKI HATI SETIAP
MANUSIA......

Good day & wonderful week ahead


Best regards,


Hartono
STMIK Buddhi

Rabu, 22 Juli 2009

Cintailah Aku Apa Adanya

Saya memiliki suami yang seorang insinyur. Saya mencintai sifatnya yang alami dan menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang. Setelah tiga tahun dalam masa perkenalan dan dua tahun dalam masa pernikahan, harus saya akui bahwa saya mulai merasa lelah. Alasan-alasan saya mencintainya dahulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan pada dirinya. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian. "Mengapa ?", dia bertanya dengan terkejut. "Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan". Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya ? (gumam ku di dalam hati). Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?". Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati, saya akan merubah pikiran saya ".

Sayangku, seandainya saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung, akan tetapi kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu kamu akan mati, apakah kamu akan melakukannya untukku ?".

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok". Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan coretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat. Disitu tertulis .... "Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya". Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya, namun saya melanjutkan untuk membacanya.

" Kamu sering mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program-program di PC dan akhirnya menangis di depan monitor karena panik, namun saya selalu memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya. Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu dan membukakan pintu untukmu ketika pulang. Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu. Kamu selalu pegal-pegal pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal. Kamu senang diam di rumah dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi "aneh". Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami. Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku sambil tidur dan itu semua tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu. Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu ".

" Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku. Sayangku, saya tahu ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari apa yang dapat aku lakukan. Namun jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku tidak juga cukup bagimu, maka aku tidak akan bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu ".

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya. " Sayang, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri didepan menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak puas sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia ".

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku. Oh… kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.


Hartono


STMIK Buddhi

Senin, 13 Juli 2009

Aku Pernah Datang dan Aku Sangat Patuh

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah saya pernah datang dan saya sangat penurut.




Anak ini rela melepaskan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya.
Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatupagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan
harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa saya ingin mati". Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini."

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah,Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada,kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini". Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu Negara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini". Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.

Ada seorang teman di-email bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan danmenunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telahberjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: "Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudia berkata : "Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati". Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik". Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya."

Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,..... .. Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang
yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai jumpa tante, kita
berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh". surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa
membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain.

Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas
langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah.. ......... ...." demikian kata-kata dari seorang pemuda
tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa.Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".

Kesimpulan:
Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan Dunia. Walaupun hidup serba kekuarangan, Dia bisa memberikan kasihnya terhadap
sesama. Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang Pengasih.


Thanks regards,



Hartono
STMIK Buddhi

Rabu, 24 Juni 2009

RENUNGAN BUAT YANG SIBUK BERKARIR

Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa?"
"Lho, tumben, kok nanya gaji Papa? Mau minta uang lagi, ya?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja."
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan minggu libur, kadang sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo?"

Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya. "Kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000,- dong," katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,"perintah Rudi.
Tetapi Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp.5.000,- nggak?"
"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa! minta uang malam-malam begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah. "Tapi Papa..." Kesabaran Rudi habis.
"Papa bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju, kamarnya.

Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp.15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Imron". Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok'kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih."

"Papa, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini.
"Iya, iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut.
"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit saja, mama sering bilang kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, ada Rp15.000,-. Tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam aku harus ganti Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,- . Makanya aku mau pinjam dari Papa," kata Imron polos.

Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan
anaknya.

Selasa, 23 Juni 2009

BUNGA MAWAR DAN POHON CEMARA

Konon, ditengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara seraya berkata : ” Meskipun Anda tumbuh begitu tegap, tetapi Anda tidak memiliki keharuman sehingga tidak menarik kumbang dan lebah untuk mendekat ”. Pohon cemara diam saja. Demikianlah bunga mawar di mana-mana menyiarkan dan menceritakan tampak buruk pohon cemara, sehingga membuat pohon cemara tersingkir dan menyendiri di tengah hutan.

Ketika musim dingin datang dan turun salju yang lebat, bunga mawar yang sombong sangat sulit mempertahankan kehidupannya. Demikian pula dengan pohon dan bunga-bunga lainnya. Hanya pohon cemara yang masih tegak berdiri di tengah badai dingin yang menerpa bumi. Di tengah malam yang sunyi, salju berbincang-bincang dengan pohon cemara.

Salju berkata : ”Setiap tahun saya datang ke bumi ini, selalu melihat kemakmuran dan keramaian di bumi berupa wajah. Hanya gersang dan sunyi senyap yang menyelimuti bumi. Namun, engkaulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya dan berdiri tegak hingga dapat menahan segala macam tekanan alam. Begitu pula alam kehidupan dan manusia selalu mengalami perubahan.”

Demikian pembicaraan menarik antara pohon cemara dan salju yang terjadi di tengah malam pada musim dingin.

Sedih dan gembira selalu silih berganti, hanya dengan keteguhan jiwa dan pikiran, kebahagiaan itu dapat diraihnya.

Caci maki dan fitnah tidak dapat menjatuhkan orang yang kuat. Ada suatu istilah yaitu “Menengadah ke langit dan membuang ludah” ataupun “Menabur debu dengan angin yang berlawanan”, ini semua mengisahkan kebodohan-kebodohan yang dilakukan seseorang dan pada akhirnya mencelakakan dirinya sendiri.

Menghadapi fitnah dan celaan, hendaknya seseorang berlapang dada bagaikan langit besar yang tak bertepi. Cuaca terang dan berawan selalu silih berganti. Belajar bagaikan cermin yang jernih dapat melihat keadaan sebenarnya.

Bunga mawar hanya merasakan kepuasan dan kecongkakan sejenak, tetapi pohon cemara dapat menghadapi, menerima, dan menahan diri dengan tenang dan sabar. Kita harus belajar dari sifat pohon cemara yang tegar menahan serangan, baik serangan yang bersifat tindakan, ucapan maupun pikiran, dan menjadikan sesuatu yang sejuk, hangat dan damai.

PENGRAJIN EMAS & KUNINGAN

Di sebuah negeri hiduplah 2 orang pengrajin yang tinggal bersebelahan. Mereka adalah pengrajin emas & pengrajin kuningan. Keduanya telah lama menjalani pekerjaan itu. Mereka mendapatkan keahlian itu secara turun-temurun. Telah banyak pula barang yang dihasilkan: cincin, kalung, gelang dan untaian rantai penghias.

Setiap akhir bulan mereka membawa hasil kerja itu ke kota. Hari pasar, demikian mereka menyebut hari itu. Mereka akan menjual barang-barang logam itu dan membeli keperluan selama sebulan. Beruntunglah pekan depan akan ada tetamu agung datang mengunjungi kota dan bermaksud memborong barang-barang yang ada disana. Kabar ini membuat mereka senang. Para pedagang terdorong untuk membuat lebih banyak lagi hasil kerajinannya agar lebih banyak barang yang dijajakan. Tak terkecuali dua orang pengrajin yang menjadi tokoh kita ini.

Siang-malam terdengar logam ditempa. Tungku-tungku api seakan tak pernah padam. Kayu bakar yang tak pernah berhenti membara seperti gambaran semangat keduanya. Percik-percik api yang timbul tak pernah dihiraukan mereka. Keduanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sudah puluhan cincin, kalung, dan untaian rantai penghias yang dihasilkan. Hari pasar semakin dekat. Dan, lusa adalah waktu yang tepat untuk berangkat kekota.

Hari pasar telah tiba dan keduanyapun sampai dikota. Hamparan terpal telah digelar, tanda barang dagangan siap dijajakan. Keduanya pun berjejer berdampingan. Tampaklah barang-barang logam yang telah dihasilkan. Namun, ah saying, ada kontras diantara keduanya. Walaupun terbuat dari logam mulia, barang-barang yang dibuat oleh pengrajin emas tampak kusam. Warnanya tak berkilau. Ulir-ulirnya kasar. Pokok-pokok simpul rantai tak rapi. Seakan pembuatnya adalah seorang yang tergesa-gesa.

“Ah, biar saja,” demikian ucapan yang terlontar saat pengrajin kuningan menanyakan kenapa perhiasannya kawannya itu tampak kusam. ‘ Setiap orang akan memilih daganganku, sebab emas selalu lebih baik dari kuningan,” ujar pengrajin emas lagi. “Apalah artinya loyang buatanmu dibanding logam mulia buatanku. Aku akan membawa uang lebih banyak darimu.”

Pengrajin kuningan hanya tersenyum. Ketekunannya mengasah logam membuat semua hasil karyanya lebih bersinar. Ulir-ulirnya halus. Lekuk-lekuk cincin dan gelang buatannya terlihat seperti lingkaran yang tak putus. Liku-liku rantai penghiasnya pun lebih sedap dipandang mata.

Ketekunan memang mahal. Hampir semua orang yang lewat tak menaruh perhatian kepada pengrajin emas. Mereka lebih suka mendatangi kalung dan cincin kuningan. Begitupun tetamu agung yang berkenan datang. Merekapun lebih menyukai benda-benda kuningan itu dibandingkan dengan logam mulia. Sebab, emas itu tidaklah cukup membuat mereka tertarik dan mau membelinya. Sekali lagi terpampang kekontrasan di hari pasar itu. Pengrajin emas tertegun diam dan pengrajin kuningan yang tersenyum senang. Hari pasar usai. Para tetamu telah kembali pulang. Kedua pengrajin itupun telah selesai membereskan dagangan. Dan keduanya mendapatkan pelajaran dari apa yang telah mereka lakukan hari itu.

Dari cerita tersebut dapat disimpulkan bahwa ketekunan itu mahal. Tak banyak orang yang bisa menjalaninya. Ketekunan adalah titian panjang yang licin berliku. Seringkali jalan panjang itu membuat kita tergelincir dan jatuh. Sering pula titian itu menjadi saring penentu bagi setiap orang yang hendak menuju kebahagiaan diujung simpulnya.

Kita cenderung bekerja tergesa (baru melakukan apabila waktu telah hampir habis), kita juga cenderung melakukan sesuatu tidak sepenuh hati (asal jadi), hal-hal tersebut karena kita tidak memiliki perencanaan dan terlalu terbuai dengan jumlah hasil yang ingin dicapai. Oleh karena itu marilah kita mulai untuk melakukan sesuatu dengan teliti, tekun dan melakukan semuanya dengan sepenuh hati sehingga hasil pekerjaan kita memuaskan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Pasir dan Pahatan Batu

Suatu ketika,ada beberapa pengembara yang sedang melakukan perjalanan. Mereka, kini tengah melintasi padang pasir yang sangat luas. Sepanjang mata memandang, hanya ada horizon pasir yang terbentang. Tapak-tapak kaki yang ada dibelakang mereka, membentuk jejak-jejak yang tak putus. Susunannya meliuk-liuk, tampak seperti kurva garis yang berujung di setiap langkah yang mereka lalui. Sesekali debu-debu pasir menerpa tubuh dan membuat mereka berjalan merunduk, agar terhindar dari badai kecil itu.

Tiba-tiba, ada sebuah badai besar yang datang. Hembusannya sangat kuat, membuat tubuh bergoyang dan limbung. Terpaan yang begitu kuat segera membuat ujung pakaian mereka berkibar-kibar, mengelepak, dan mendorong tubuh mereka ke arah belakang. Untunglah, mereka saling berpegangan dan dapat bertahan dari badai itu.

Namun, ada musibah lain yang menimpa mereka. Bekal minum mereka terbuka dan terbawa angin yang kuat tadi. “ Ah… kita akan mati kehausan disini,” ujar seorang pengembara. Lelah bertahan seusai badai, keduanya duduk termenung, menyesalkan hilangnya bekal minum mereka. Seorang dari mereka, tampak menulis sesuatu di atas pasir dengan ujung jarinya. “Kami sedih. Kami kehilangan bekal minuman kami ditempat ini.” Pengembara yang lain tampak bingung, namun tetap membereskan perlengkapannya.

Badai sudah benar- benar usai, dan keduanya pun melanjutkan perjalanan. Setelah lama menyusuri padang, mereka melihat sebuah oasis di kejauhan. “Kita selamat, seru seorang pengembara, lihat,ada air disana”. Mereka setengah berlari ke arah air itu. Untunglah, itu bukan fatamorgana.

Tampaklah sebuah kolam kecil denga air yang cukup banyak. Keduanya pun segera minum sepuas-puasnya, dan mengambil sisanya untuk bekal perjalanan. Sambil beristirahat, pengembara yang sama mulai menulis sesuatu. Pisau yang digenggamnya digunakan untuk memahat diatas sebuah batu.

“kami bahagia, kami dapat melanjutkan perjalan karena menemukan tempat ini.” Merasa bingung denga tingkah sahabatnya, pengembara yang lain mulai bertanya. “Mengapa kini engkau menulis diatas batu, sementara tadi engkau menulis diatas pasir saat kita kehilangan bekal minum?” Tersenyum mendengar pertanyaan itu, sang sahabat mulai menjawab.

“Saat kita mendapat kesusahan, tulislah semua itu dalam pasir. Biarkan angin keikhlasan akan membawanya jauh dari ingatan. Biarkan catatan itu akan hilang bersama menyebarnya pasir ketulusan. Biarkan semuanya lenyap dan pupus. Namun, ingatlah saat kita mendapat kebahagiaan, pahatlah kemuliaan itu dalam batu, agar tetap terkenang dan membuat kita bahagia.” Torehlah kenangan kesenangan itu dalam kerasnya batu, agar tak ada sesuatu yang dapat menghapusnya. Biarkan catatan kebahagiaan itu tetap ada. Biarkan semuanya tersimpan.

“Keduanya kembali tersenyum. Bekal minuman telah cukup, dan mereka pun kembali meneruskan perjalanan mereka.”

Renungan Singkat :

Teman, ada kalanya memang kita menemui kesedihan dan kebahagiaan. Ada kalanya, keduanya hadir berselang – seling, saling berganti mewarnai panjangnya jalan hidup ini. Keduanya memberikan memori yang kerap membuat kita terkenang. Namun, adakah kita mau bersikap seperti pengembara tadi? Maukah kita menjadi seorang yang tegar, yang mampu melepaskan setiap kesusahan bersama terbangnya angin ketulusan? Dan teman, cobalah pula untuk selalu mengingat setiap kebaikan.

DUA BIBIT TANAMAN

Ada dua bibit tanaman terhampar disebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menghujamkan akarku dalam-dalam ditanah ini. Aku ingin menjulangkan tunasku-tunasku ke angkasa. Aku ingin tunasku menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh. Bibit yang kedua bergumam, “aku takut jika kutanamkan akarku kedalam tanah ini, aku tidak tahu apa yang akan kutemui dibawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba memakannya? Dan pasti jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha mencabutku dari tanah. Tidak! Akan lebih baik aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itu pun menunggu dalam kesendirian. Beberapa pekan kemudian seekor ayam mengais tanah dan menemukan bibit kedua tadi. Ayam itu mencaploknya segera.

Dari cerita diatas kita dapat mengambil hikmahnya. Kita telah mengalami beberapa kali teori dari suatu pelajaran akan tetapi, kita tidak segera mengamalkan (mempraktekan) apa yang telah kita dapat dari pelajaran tersebut. Kita seperti bibit kedua yang menunggu semuanya aman. Akan tetapi ilmu itu akan hilang apabila kita tidak pernah menggunakannya (seperti lenyapnya bibit kedua yang dimakan oleh ayam)

Jika ilmu tersebut kita amalkan, kita akan seperti bibit pertama, mempunyai akar yg kuat utk menjulangkan tunas keangkasa. Ilmu yg kita miliki akan berkembang bukan hanya kita saja tetapi akan dapat diikuti oleh org lain, Sehingga kita akan memiliki 1 pemikiran dengan orang lain (sejalan) & hal itu akan memudahkan kita dalam melakukan sesuatu yang kita inginkan.

3 Pemikiran Yang Harus Anda Miliki Sebagai Seorang Karyawan

1. Berapa pun gaji yang diberikan perusahaan kepada Anda, tidak sekali lagi tidak menjamin apakah Anda bisa menumpuk kekayaan?

Kalau penghasilan Anda sekarang Rp. 2jt per bulan. Anda pikir hidup Anda akan lebih baik dan Anda bisa menumpuk kekayaan kalau perusahaan Anda mem berikan gaji Rp. 5jt per bulan? No way maan… Belum tentu, Anda sering dengar nggak ada banyak orang yang bolak-balik pindah perusahaan hanya karena mengejar gaji yang lebih tinggi? Kenyataannya, setelah ia pindah dan punya gaji yang lebih besar, gajinya teetteeeppp saja habis tanpa ada kekayaan yang bisa ditumpuk. Ini karena berapa pun gaji yang Anda dapat, tidak menjamin apakah Anda bisa menumpuk kekayaan, yang dapat menjamin adalah bagaimana cara Anda mengelola gaji tersebut, termasuk kalau gaji itu bener memang ngepas dengan kondisi Anda sekarang.

2. Jangan selalu menjadikan kondisi Anda di rumah, entah Anda banyak tanggungan, banyak utang, atau boros sebagai alasan untuk selalu minta naik gaji.

Tahu nggak, kalau Anda mendapat gaji dengan jumlah angka tertentu, pastilah perusahaan Anda sudah memiliki hitungan sendiri terhadap besarnya jumlah gaji yang diberikan. Contoh ya kalau perusahaan memberikan gaji pada Anda sebesar Rp. 2jt perbulan, angka itu adalah angka yang memang sudah disesuaikan dengan jabatan dan daftar pekerjaan ( job description ) yang harus Anda lakukan setiap harinya. Perusahaan tidak akan memberi Anda gaji yang juga lebih besar hanya karena Anda belum punya rumah, belum punya motor, dan selalu kehabisan uang di tengah bulan. Perusahaan hanya akan memberi Anda gaji sesuai dengan job description Anda, bukan disesuaikan denga situasi dan kondisi di rumah Anda. Artinya, kalau Anda merasa bahwa gaji Anda koq sepertinya nggak cukup untuk membiayai keluarga Anda yang anaknya banyak, yah itu bukan salah perusahaan Anda. Tok ketika Anda menambah anak, Anda nggak minta izin dulu kan ke perusahaan?

3. Menjadi kaya bergantung 100% pada apa yang Anda lakukan terhadap keuangan Anda, tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada Anda

Ya, dalam soal menumpuk kekayaan : you are on your own. Itu urusan Anda sepenuhnya. Menjadi kaya bergantung pada apa yang Anda lakukan, dan tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada Anda. Memang sih, akan enak memang kalau perusahaan memberikan banyak hal kepada Anda sebagai karyanwannya. Akan tetapi, kalau Anda mau kaya, itu semua bergantung pada apa yang Anda lakukan terhadap penghasilan dan fasilitas yang Anda dapatkan. Saya sering kali melihat ada banyak orang yang pindah kerja, berharap gaji yang lebih besar dengan harapan untuk jadi kaya, tapi ia sendiri tidak melakukan apa-apa untuk bisa menjadi kaya. Ia tidak berusaha untuk jadi lebih hemar, ia tidak berusaha untuk menambah pengetahuannya agar bisa jadi kaya, ia tidak berusaha mengetahui apa cara yang baik dalam mengelola gajinya, dan tidak berusaha untuk berubah. Ia hanya meloncat dari satu perusahaan ke perusahaan lain untuk mendapatkan gaji yang lebih besar agar bisa jadi kaya. Kenyataannya, untuk menjadi kaya sepenuhnya bergantung pada Anda, tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada Anda.

Itulah 3 hal yang harus ada di pikiran Anda sebelum memutuskan untuk menjadi kaya sebagai seorang karyawan.

10 Kegagalan Seorang Pemimpin

Meskipun seseorang dapat mengalahkan ribuan orang sebanyak ribuan kali dalam suatu peperangan, ia bukanlah penakluk yang terunggul. Namun seseorang yang mampu menaklukkan diri sendiri itulah yang disebut pemenang yang terunggul dalam peperangan.

1. Gila Kekuasaan

Yang suka akan “pujian dan sanjungan” dan bukan hasil dari usaha. Kondisi ini akan memunculkan orang-orang “ABS : Asal Bos Senang” dan “yes man”

2. Tidak Mampu / Tidak Mau Mendelegasikan Tugas

Faktornya bisa saja karena “takut” tersaingi jika bawahannya akan menjadi semakin pintar atau sama sekali tidak tahu bagaimana mendelegasikannya. Akhirnya yang timbul adalah “stress” dan “depresi” karena selalu “one man show!”

3. Ilmu Pengetahuan Kurang Memadai

Bisa dibayangkan apa yang terjadi bila seseorang pemimpin tidak tahu atau tidak menguasai suatu manajemen sendiri. Konsumen pasti akan segera beralih ke produk pesaing karena tidak adanya suatu kepastian.

4. Suka Memaksakan Kehendak

Semua di “legal” kan asalkan apa yang dikehendaki dipatuhi 100% dan juga dijadikan sebagai satu-satunya pedoman. Bantahan / kritikan dalam bentuk apapun di “haram” kan.

5. Tidak Mampu / Tidak Mau Beradaptasi

Salah satu kiat agar mudah bersosialisai di lingkungan manapun adalah adanya kemampuan / kemauan untuk “mau” mengadaptasikan diri. Tanpa adanya kemampuan / kemauan ini maka apapun tidak akan bisa terlaksana dengan baik dikarenakan tidak adanya “dukungan”.

6. Tidak Mau Menerima Ide

Mengangap diri sendiri adalah yang terbaik dan semua ide orang lain adalah “tidak berguna” merupakan muara kemerosotan.

Ingat : “tidak ada orang yang sempurna !”

7. Lari Dari Kenyataan

Jika mengalami kegagalan, semua orang dikambinghitamkan atau dikorbankan. Disamping itu juga tidak mampu / tidak mau meneriam kenyataan yang terjadi / dialami, itulah ciri khas dari seorang “pengecut”

8. Tidak Mau Intropeksi Diri

Logikanya, penilaian objektif, baik tidaknya atau sempurna tidaknya diri seseorang adalah orang lain. Sungguh “picik” jika seseorang sanggup memproklamirkan bahwa dirinya adalah yang terbaik.

9. Membajak Ide Orang

Ini adalah hal yang sangat memalukan dan secara tidak langsung juga telah memvonis diri sendiri “under value.”

10. Bergaul Dengan Orang Sesat

Maknanya adalah bergaul dengan orang-orang yang senang memuji di kala kita salah dan mengkritik di kala kita benar. Disamping itu juga senang dan suka melakukan perbuatan tercela. Telahkah Anda hilangkan ke-sepuluh sifat destruktif ini? Jika Ya, maka Anda sudah pantas menjadi seorang PEMIMPIN.

SIKAP MENGUBAH SEGALA-GALANYA

Ada seorang janda miskin yang mempunyai 2 org anak. Kehidupan janda ini tergantung sepenuhnya pada usaha yang amat kecil dari kedua anaknya karena ia sudah sangat lemah & rapuh. Suatu hari ia memikirkan usaha kedua anaknya tersebut. Ia cemas & berharap agar kedua anaknya itu bekerja dengan baik. Salah seorang anaknya penjual payung. Maka janda tua tsb akan bangun pagi hari dan hal pertama yg akan dilihatnya adalah matahari, apakah hari ini akan bersinar cerah ataukah akan turun hujan. Jika langit mendung & berawan, ia akan berkata dengan penuh girang. ”ya, pasti payung-payungnya akan terjual hari ini!”. Tetapi jika matahari bersinar, ia akan menjadi murung sepanjang hari, karena ia takut bahwa tak seorangpun akan membeli payung2x putranya Anaknya yg lain menjual es. Setiap pagi janda tua tersebut akan bangun & menatap langit. Jika matahari bersembunyi dan tampaknya hari akan hujan. Ia akan sangat tertekan & sedih, katanya, ”Tak seorangpun akan membeli es anakku hari ini.”

Tak peduli bagaimanapun keadaan cuacanya, janda tua tersebut mempunyai sesuatu untuk dicemaskan. Jika matahari bersinar, ia merasa terpukul karena tak seorangpun akan membeli payung-payung putranya. Sedangkan jika matahari tidak bersinar, ia merasa terpukul karena tak seorangpun akan membeli es putranya. Dengan sikap seperti itu ia terbelenggu oleh kegagalan.

Suatu hari janda tua itu bertemu dengan sahabatnya yang berkata, “ mengapa engkau permasalahkan semuanya, sahabatku. Tidak ada kegagalan bagimu. Jika matahari bersinar, orang akan membeli es putramu; jika hari hujan orang akan membeli payung putramu. Engkau hidup dari kedua putramu. Engkau tidak akan pernah gagal.”

Ketika kesadaran yang sederhana itu menyentuh jiwanya, ia berubah. Sejak itu, ia menjadi seorang wanita yang bahagia di sisa hari hidupnya.

Senin, 22 Juni 2009

Cangkir Yang Cantik

Ada sebuah cangkir yang dipajang di sebuah toko souvenir, semua orang memuji keindahan dari cangkir tersebut. Cangkir tersebut merasa bangga atas pujian orang-orang. Ia merenungkan perjalanannya sebelum ia menjadi sebuah cangkir. Ia bercerita “dulu aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari seseorang dengan tangan kotor melemparkanku kesebuah roda berputar”.

Kemudian ia memutar-mutar roda tersebut hingga aku merasa pusing. “Stop ! Stop !“ Aku berteriak, tetapi orang itu berkata “Belum!” lalu ia menyodok dan meninjuku berulang-ulang. “Stop! Stop!” Teriakku, tapi ia tak berhenti. Bahkan ia memasukkanku kedalam perapian. “Panas ! Panas !” Teriakku, tapi orang itu kembali berkata “Belum!”

Akhirnya, ia mengangkatku dari perapian itu dan membiarkan aku dingin. Aku pikir selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum, Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita dan ia mulai mewarnaiku. Asapnya begitu memualkan. “Stop! Stop!” Teriakku, tetapi wanita itu berkata “Belum!”, lalu ia memberikanku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku keperapian yang lebih panas dari sebelumnya. “Tolong, hentikan semua ini!” sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya, tetapi pria itu tidak mempedulikanku ia terus membakarku. Setelah puas ia mengangkatku dari perapian dan membiarkan ku dingin.

Setelah benar-benar dingin seorang wanita muda mengangkatku dan menempatkan ku dekat kaca, Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku tak percaya karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.



Dari cerita diatas dapat diambil pelajaran, untuk mencapai suatu tingkatan akan ada tahapan-tahapan dimana kita akan merasa bosan, sulit. Begitu juga dengan pekerjaan yang kita jalani,terdapat tahapan-tahapan yang kita merasa sangat kesulitan hingga membuat kita enggan tuk melakukannya akan tetapi semua itu akan kita lupakan apabila kita telah benar-benar merasakan manfaat dan gunanya.

Jumat, 13 Februari 2009

PHILOSOFI SEMUT

Jika anda memperhatikan semut anda dapat mengambil pelajaran darinya. Ada 4 filosofi tentang semut :

1. Semut tidak pernah menyerah

Apabila semut menuju suatu tempat dan anda menghalangi jalan yang sedang dilalui semut tersebut, maka semut tersebut akan mencari jalan lain. Semut akan memanjat rintangan tersebut, melewati celah dibawahnya atau mengitarinya. Mereka terus mencari jalan alternatif.

Pelajaran : Jangan pernah menyerah dalam mencari jalan untuk mencapai tujuan anda.

2. Semut berpikir tentang musim dingin ketika sedang musim panas

Anda terlalu naïf jika berpikir bahwa musim panas akan berlangsung selamanya.

Jadi, semut selalu mengumpulkan makanan untuk musim dingin ketika ia sedang menikmati musim panas.

Anda harus ingat saat-saat susah ketika anda sedang menikmati kesenangan

Pelajaran : berpikir realistic itu penting. Berpikirlah kedepan.

3. Semut berpikir tentang musim panas ketika musim dingin.

Ketika sedang menghadapi musim dingin dan semut terkurung disarangnya mereka selalu berkata pada diri mereka sendiri bahwa hal ini tidak akan berlangsung lama, sebentar lagi mereka dapat segera keluar.

Pada hari pertama musim panas semut-semut keluar dan jika musim dingin dating, maka semut akan kembali masuk ke sarangnya, tetapi mereka kembali keluar begitu musim panas telah datang.

Pelajaran : bersikaplah positif disetiap saat.

4. Berusaha semaksimal mungkin

Berapa banyak makanan yang dikumpulkan semut untuk persiapan musim dingin ?

Sebanyak yang ia bisa.

Pelajaran : berusaha semampunya, …………… dan bahkan lebih dari itu

Dari prilaku semut tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa:

1. Jangan pernah menyerah menghadapi persoalan setiap masalah pasti ada jalan keluar.

2. Selalu berpikir kedepan, jangan mudah puas terhadap apa yang kita dapat.

3. Selalu berpikiran positif, harus optimis terhadap segala permasalahan jangan menjadi orang yang pesimis dalam menghadapi permasalahan.


Berusahalah semampunya, berikan yang terbaik maka hasilnya pun akan menjadi baik.